Saturday, February 20, 2016

MOVIE REVIEW : SITI



Mengawali tahun 2016, ternyata film SITI lah yang buat gue jadi nulis blog ini lagi.

And oh by the way, today's Saturday, right? Just cheer up myself with "me time".  Sebenernya sih, gue adalah tipe anak rumahan, kayak yang gue lakuin sekarang nih. Menyeduh teh kesukaan sambil nonton tv shows, terus makan, tidur, nulis blog and did my activites at a time. Very comfortable!

Hahaha, okay then, let's continue with this title.

Kali ini, sesuai dengan janji gue sama salah satu temen yang geek banget sama film dengan genre apapun, dari tahun gue belum ada di dunia, masih orok, sampai segede Roro Jonggrang yang katanya ada satu pria rela buat candi demi doi, gue buat movie review biar dia baca. Haha, intinya gitu deh. :))

Nah, salah satu film terapik dan keren untuk mengawali tahun 2016, adalah SITI. Film yang pertama tayang di tahun 2014 ini, mengisahkan tentang seorang wanita bernama SITI.

Gue kagum sama alur cerita di film ini karena alur yang dibuat itu selembut dan sehalus karya mata yang gue lihat. Seems gentle and soft at the same time.
Alur yang dibuat maju dan secara tiba-tiba mundur, membuat gue mikir pada saat kritikal film ini bergulir. Yang pasti, mikirnya itu berasa kaya lo menempatkan sesuatu kejadian dimana SITI berhadapan dengan masa lalunya, dan masa saat ini, yang ngebuat SITI harus bertahan hidup, terutama saat adegan flash back, dimana SITI dan suaminya Bagus, masih merasa bahagia dengan kehidupannya, walaupun ya, cuma sebagai nelayan ikan aja.

Di film ini, masalah kehidupan SITI tambah pelik, saat dia tahu kalau suaminya itu ada hutang sebesar 5 juta rupiah untuk melunasi perahunya yang dibeli dengan cara hutang tadi. Belum lagi, pas saat anaknya, Bagas, yang susah banget buat belajar, maunya mainan layang-layang terus nonton wayang golek hahaha. Oh iya, si Bagasnya juga udah gak mau deket sama ayahnya lagi, karena keadaan ayahnya udah lumpuh karena kecelakaan di laut.

Kompleks memang. Di satu sisi, SITI harus bertahan hidup untuk bayar hutang suaminya dengan jadi penjual peyek jingking di pantai Parangtritis dengan mertuanya Bu Darmi, setiap pagi. Pas menjelang malam, SITI harus jadi pemandu karaoke di tempat karaoke milik Pak Sarko.

Pekerjaannya ini tetap gak membuat SITI bisa melunasi hutang suaminya. Tapi yang gue lihat disini, sisi perjuangan dia sebagai seorang wanita, istri dan ibu dalam waktu bersamaan, harus tetap tegar walaupun dikejar hutang, merasa sedih sama keadaan suaminya dan tabah ngelihat anaknya yang malas belajar. Penuh tekanan sih hidupnya si SITI ini, tapi gue salut, dia bisa melewati semuanya itu, ya walaupun kebanyakan ekspresinya cuma diam termangu saat flash back ke kejadian menyedihkan atau yang membuat dirinya depresi.

Ada satu scene di film ini yang buat gue geli dikit. Scenenya tuh saat anaknya SITI, Bagas, bilang ke ibunya kalau dia gak mau sekolah karena ada hantunya. Sampai lari-larian, terus akhirnya mau juga si bocah ke sekolah karena SITI bilang, "yaudah, takutin balik." :))
Ternyata, hal sesimpel itu, kalau saat sang ibu yang ngomong ke anaknya, pasti diturutin ya. Gue juga mau gitu ah. *lah

Beberapa scene terakhir di film SITI ini, saat dia bertemu dengan salah satu polisi yang mau nutup tempat karaoke-nya pak Sarko, Gatot. Nah, si Gatot ini ternyata ada affair sama SITI and akhirnya mau bantu dia lunasin hutang suaminya, dengan dikasih pinjaman sebesar 750 ribu rupiah, waktu SITI ketemu dengan Gatot di tempat karaoke itu. Pulang dari situ, SITI mabuk terus langsung ketemu sama suaminya dan bilang kalau dia mau menikah dengan Gatot.

Yang bikin takjub tuh, si suami akhirnya ngomong "Pergi" saat SITI bilang seperti itu, yang tadinya selama ini dia gak pernah mau bicara sama SITI, karena pekerjaan malamnya. Dan saat itu juga, SITI marah sama Bagus dan lari keluar, terus jalan ke arah laut di Parangtritis. Scene dia lari ke arah laut inilah yang jadi pembuka dan penutup film ini. And yup, THE END.

Nah!
Yang bikin gue penasaran itu tuh pas endingnya. I'm so curious about what happened next with SITI. Apa dia nanti meninggal bunuh diri karena lari ke laut terus hanyut, atau ditolong sama Gatot yang tiba-tiba ngejar dia ke rumah terus liat dia ke arah laut? Atau, suddenly Bagus bisa jalan terus teriak, "SITI... Jangan pergiiiii....Aku masih mencintaimu...." ??
Itu yang gue gak dapet! Hahaha.

But, it's okay. Sometimes, gak semua hal harus ada jawaban akhirnya kan? Just let it flow, cause unexpected moment, whatever happens is neither good or bad, it just happens.


Buat film ini, TWO THUMBS UP! Bravo!!
Buat kalian yang belum nonton, segera tonton deh. Nih film tuh gak ada ruginya buat ditonton sampai 3x. Walaupun alurnya terkesan lambat, warna filmnya dibuat hitam-putih (berasa film tahun 60-70an), dengan balutan bahasa jawa sebagai pengantar percakapan di seluruh filmnya, tapi lo gak bakal rugi buat tonton film ini. Kenapa? Karena film karya sastra anak Indonesia, Eddie Cahyono ini udah menang di penghargaan luar negeri dan dalam negeri, termasuk sebagai Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2015.

So, don't miss it to watch this movie ya guys!

Buat gue, menampilkan budaya bangsa dengan menonjolkan sisi tradisional suku dan balutan bahasa daerahnya, akan membuat Indonesia makin dikenal di kancah Internasional kalau karya anak bangsa itu bisa bersaing dan gak kalah keren dibanding film Hollywood.





Baiklah kalau begitu. Sekian review yang sedikit spoiler dari gue.
See you in another chapter of my blog. :)



(Saat SITI tetap setia merawat Bagus dalam kesakitannya)





(Saat SITI sedang berjualan peyek Jingking, Bagas anaknya, meminta dia untuk bermain layang-layang)



Sunday, March 01, 2015

Finally...Sebuah Perjalanan Baru Akan Segera Dimulai!

From: google

 Ready.... Set... Goooo!!!


Yuuupp!
Kata-kata tadi sangat menggambarkan diri gue saat ini. Setelah berkutat lamanya dengan segala pertimbangan dan dimulai dengan keinginan yang bertumbuh menjadi sebuah passion dan akhirnya menjadi visi, dengan bangga gue memutuskan untuk menjadi....... REPORTER!!

AAAAAAAHHHH... Sooo exciteeedd!!

Seumur perjalanan hidup dan karir, gue ga pernah seexcited saat ini. Kaya berasa apa yang lo idam-idamkan tuh jadi kenyataan! Hahaha, I'm too much exciting about this, tapi ini adalah langkah awal sebuah perjalanan jauh yang sangat dinamis dan bakal gue pertahankan sampai seterusnya.

Awal dari keputusan ini sebenernya adalah di saat lulus SMA gue pengen masuk ke jurusan komunikasi dan kayaknya dunia itu berasa gue banget. Tapi apa daya, jurusan ekonomi yang jadi pilihan akhirnya. Setelah lulus, gue udah sempet melupakan dunia kesayangan gue itu atau bisa dibilang impian bekerja di media kaya jauh dari harapan karena jurusan gue yang mengharuskan gue buat berkutat di dunia ekonomi aja. Tapi, pas tahun 2012, keinginan itu timbul lagi dan jadilah gue bersemangat buat ngejar. Awalnya memang coba-coba dan gue gak yakin sama kapasitas and kemampuan gue buat tampil di depan publik dengan harus mereport berita. Basic gue bukan sebagai orang broadcast, jadi saat itu jujur emang minder. Finally gue pikir buat mundur dan melupakannya lagi dengan gak dateng saat tes pertama di sebuah stasiun tv. 
Herannya, tahun 2013 gue didaftarin sama kembaran gue buat mencoba tes di stasiun tv lainnya, saat itu daftarnya lewat Job Fair UI. Nah, jadilah gue gelagapan kaaan hahaha. Karena gue pikir udah patah hatinya dari kuliah dulu dan gue harus coba lagi. But it's okay, akhirnya gue coba.
Setelah dicoba, nyatanya gak tembus disana. Tapi sekarang gue berterima kasih karena gak masuk juga, soalnya bakal kena ledekan dari temen-temen kalo sampe kerja disana.
And then, gue memutuskan buat ngubur semua kenangan manis akan passion itu. Setelah itu, gue coba buat tes kepribadian yang isinya pekerjaaan yang sebenarnya cocok buat gue. And you know what hasilnya apa? Journalist is number one!

Gue masih gak nyangka kalo gak akan mungkin bisa kewujud secara umur makin nambah, prioritas gue ke hal yang lain juga makin banyak. Jadi untuk mewujudkan sesuatu yang gue impikan itu gak akan pernah tercapai. Tapi, dalam hati kecil gue saat ngeliat hasil tesnya, gue antara bingung dan masih punya sedikit keyakinan kalo gue harus kejar apa yang memang Tuhan udah kasih buat kita yang sebenernya kita udah tau, tapi kita selalu denial dan mencari jalan lain.

Dua tahun berlalu dan sampailah di tahun ini which is tahun 2015.
Kesempatan itu akhirnya datang!
Sekali lagi, kesempatan untuk hal yang memang sudah Tuhan takdirkan buat kita dan passion kita itu bakal dikasih jalan. Gue sangat ngerasain ini banget!
Jadi awalnya adalah saat menjelang akhir tahun 2014, tepatnya di bulan November, gue ngerasa desperate karena hampir selama setengah tahun perjalanan gue diisi dengan fokus untuk tes masuk menjadi abdi negara. Mulai dari les, belajar sampe kepala ngebul, dan sambil diisi dengan kegiatan mengajar yang memang gue lakuin dari awal tahun 2014. Dan hasil dari bulan November itu menyatakan gue gak tembus ke tahap lanjutannya, yang semestinya kalo sistem pemilihannya kaya SPMB dulu nih, gue udah tembus di pilihan ke-2. Entah pengumumannya kelewat oleh mata gue atau memang baru diumumin, akhirnya gue tetep gak masuk di Kementerian yang gue inginkan. Saat itu memang down banget, sangat. Gue menghabiskan fokus belajar dan pada kenyataannya adalah gue gak tembus. Sakit sih, ngerasa ini gak fair, dan sempet nyalahin Tuhan. Tapi setiap gue berdoa, akhirnya gue sadar kalo Tuhan akan berikan kado yang bener-bener terindah pada akhirnya. Dan gue mohon ampun sama Dia karena mem-blame apa yang gue alami tanpa tahu maksud di balik itu semua apa. Setelah doa, akhirnya sebuah titik terang muncul.

Di awal bulan Desember, kembaran gue nyemangatin keadaan gue yang saat itu masih sedih dengan membantu ngelamar ke semua tempat yang memang cocok buat gue. Trus dia liat satu lowongan yang sebenernya dia tahu kalo dari dulu gue mendambakan ini cuma gak pernah diomongin secara gamblang aja. Akhirnya, dia ngelamar CV gue ke stasiun tv ini dan setelah beberapa lama akhirnya.....dipanggil.

Antara shock sama excited. Ga nyangka gue dipanggil lagi dengan lowongan sebagai reporter. Deg-degan juga karena udah 2 tahun gue kubur ini dan ngerasa gak akan mungkin gue bisa tembus juga. Trus gue dateng deh pas tes awalnya, psikotest. Semua berjalan dengan lancar sampe ke tahap interview psikolog. Saat interview sama psikolog, gue speechless karena pertanyaannya bener-bener tajam dan kupas tuntas. Hahaha. Dan gue pulang dengan perasaan, "aah.. yaudah paling gak tembus lagi."

Tiga hari kemudian (kalo gak salah), ada telepon masuk ke hp gue dan ternyata itu dari tv ini. Ihiy!
Gue bisa lanjut ke tahap user deh. Tapi... saat gue tes di tahap user itu, keadaan gue gak fit dan flu berat. Gue tetep paksa dateng karena udah janji menghadiri interviewnya and sekali lagi, nothing to lose.
Pas ditanya user, karena ini merupakan bidang yang gue sukai dan sebuah passion yang berawal dari kegemaran menulis, akhirnya memberanikan diri buat berbicara apa adanya mengenai pandangan dan kesiapan bertugas nanti.
Setelah itu, yaudah. Gak ada kabar.

Gue sama sekali gak kepikiran sama hal tes itu lagi, karena gue pikir, kalo jodoh gak akan kemana. So, gue memutuskan buat liburan akhir tahun bersama keluarga keliling Bandung, Garut dan Jawa Tengah. Mulai dari Solo, Jogjakarta, Magelang dan Wonosobo. Memang hampir setiap akhir tahun, keluarga inti gue pergi jalan-jalan ke daerah Jawa Tengah. Itu juga karena bokap gue doyan banget pulang ke Jawa yang notabene daerah yang ditinggalinya selama hampir 14 tahun.

And... liburan selesai.
Semua kembali lagi ke kehidupan nyata dan bekerja di bidangnya masing-masing. Kalo gue?
Gue kembali ke rumah dengan selamat. Hahahaha.
Sampai di Jakarta tanggal 4 Januari, which is my resolution(s) for this year baru dibuat di tanggal 10 Januari. :))
Pas udah sampe, gue berkutat dengan pencarian kerja lagi and nothing to lose dengan apa yang udah terjadi di bulan Desember, tanpa memikirkan akan tembus atau gak.
Setelah itu, gue masih lanjut mengajar seperti biasa sambil mengisi kekosongan dan menunggu panggilan berikutnya dari lamaran yang udah disebar.

Cuma.. pada akhirnya gue sadar. Mau lari ke kiri atau ke kanan, mau coba menghindar atau mau ngelamar di tempat lain dan nunggu hasilnya, kalau memang jalan karir yang sudah Tuhan tetapkan ada disana, pasti akan kembali kesana. Begitu juga dengan perjalanan karir gue ini. Dulu pas gue sempet di media juga tapi bukan jadi bagian redaksi atau wartawannya, gue mendambakan kalo enak banget kayaknya kerja di bagian itu, dapet kartu Pers, nyari berita dengan berkeliling ke semua tempat, dan sangat dinamis. Tapi... sayangnya gue belom ada kesempatan dan peluang untuk kesana.
Saat semua itu kembali ke jalur Tuhan dan Dia sudah tetapkan, akhirnya.... tanggal 5 Januari, kalo ga salah ya.. gue dapet telepon lagi dari pihak tvnya kalo gue tembus. Yipppy!!

Seneng campur deg-degan sih. Tapi sangat excited. Antara masih gak nyangka tapi gue seneng banget sama kabarnya. Hahahaha.
Setelah itu, semua proses dimulai dan akhirnya di bulan Maret ini, tanggal 2 Maret 2015, finally gue akan join di perusahaan tv baru bernama Rajawali Televisi atau RTV. Seneng banget karena pada akhirnya gue dikasih kesempatan untuk masuk dan bisa berkarya. Gak akan gue sia-siain semua yang ada disini karena ini merupakan langkah awal untuk sebuah perjalanan visi yang sudah dinanti sangat lama.

Sekarang ini perasaan gue campur aduk antara masih deg-degan dengan gimana hari pertama nanti dan juga gak sabar dengan semua bekal yang akan gue dapet. Karena bekal ini sangat gue butuhkan untuk sebuah perjalanan panjang yang berguna untuk hidup gue ke depannya.
Jadi, sekarang gue bisa bilang kalo my job is my career. :)

Ini ada beberapa gambar mencirikan perjalanan gue nantinya dan hal yang akan jadi inspirasi ke depan.

(1)



(2)   






Inspirational Quote 1 : THINK BIGGER


Inspirational Quote 2 : Key of Success!


Dan yang ini adalah tempat bernaungnya gue untuk waktu yang lama and proudly present...



Semoga semuanya berjalan dengan lancar ya. Dengan awalan yang baik, gue berharap semua akan menjadi baik. Mohon bantu doa yaaaaaa teman-teman :)






P.S :
Today I wanna say, "Thank you God. This is the greatest gift ever to me."

           "Pekerjaan yang ideal adalah hobi yang dibayar"


-A.

Friday, February 27, 2015

Reflection

I'm not where I want to be, but thank God I'm not where I used to be.


Wednesday, January 14, 2015

Happy (late) New Year and Ready for New Life! (Published on 2014 & Rewrite on July 2017)

(Walaupun langit mendung, tapi tetep pasang ini karena percaya kalo langit pasti akan cerah lagi. Like my life, it gives a hope again this year. -prolog blog)

Selamat tahun baru semuanya!
Selamat malam juga untuk langit yang kurang bersahabat malam ini.
Dikarenakan faktor hujan, jadi agak sedikit terlambat buat update blog soalnya awal tahun ini gue ngalamin yang namanya flu attacked. Ya.. Biasa deh, ritual keluarga inti yang pergi ke Jawa Tengah tiap akhir tahun ngebuat badan ini susah adaptasi lagi pas di daerah dingin kaya Dieng dan Wonosobo. Mungkin salah satunya karena faktor U. Haha. But, it's okay!
Flu and batuk udah mendingan, langsung tancap gas buat ngetik lagi.

Di tahun yg baru ini, which is bulan Januari sebagai pengawal bulan di awal 2015, membuat gue ingin melakukan satu demi satu plan yang udah dirancang. It's not easy as the simple words in your daily book, tapi akan dijalani dan diyakini sampai semuanya bisa terwujud dengan baik. Ga luput juga dari doa yang akan selalu gue bawa buat diberi kekuatan. Trus yang paling penting nih, diijinin serta diwujudkan oleh Tuhan untuk jadi sebuah kenyataan. Cihuy banget ga sih kalo semua plan itu bakal jadi nyataaaaa?? I really hope for those dreams.

Sebelumnya, gue mau share singkat semua perjalanan, lika-liku bahkan up and down moments yang gue alami selama 2014.
Singkat, padat, dan jelas aja kali ya. Kalo kepanjangan juga tangan gue bisa keriting. Mending ketemu langsung deh kalo ada yang penasaran. Lol. :p
Di tahun 2014, gue mengalami yang namanya "proses". Proses yang satu ini benar-benar proses hidup yang ga akan pernah gue lupain. Kenapa? Karena setahun yang lalu gue sangat "diproses dan dibentuk" oleh Tuhan buat jadi dan mungkin mempersiapkan gue di jalan yang akan gue tempuh tahun ini.
Mulai dari sebuah perjuangan menunggu ketidakpastian, mengajar yang dimana gue banyak belajar sabar di dalamnya dan belajar untuk tetap humble or down to earth ke setiap lini masyarakat, mau itu kaya atau miskin. Selain itu,gue juga sangat ditempa saat mengajar kelas SD sampai SMA. Pengalamannya nano-nano banget deh! Tapi dari situ gue belajar banyak banget falsafah hidup buat tetep jadi "kacang yang tidak lupa akan kulitnya". Selain mengajar, gue juga belajar akan namanya cinta. Haha.
Tahun lalu itu adalah tahun perjuangan gue buat melewati semua hal tentang cinta. Mulai dari pencarian, sampe benar-benar mengikhlaskan. Dari yang namanya dikenalin sama temen, berujung ga jadi karena ga cocok. Trus kenalan sendiri, tapi ga cocok juga. Sampai 1 temen gue bilang kalo gue harus berkompromi dulu dengan hati gue, melupakan yang lalu dan baru bisa menerima yang baru. Di saat itu gue baru berpikir kalo "gilee..lama juga ya gue jalan di tempatnya. Kayaknya gue udah mesti berdiri buat ninggalin tuh tempat dan ga akan liat-liat ke belakang lagi." Okay, that's it.

And back to the reality.
Di tahun 2015 ini adalah sebuah keputusan that it will make a change for my life. A huge change that is really really changing!
Hmm.. Tapi.. Masih ada tapinya nih.
Gue sedang di persimpangan. I mean, persimpangan yang sebenarnya udah punya konsekuensi dan banyak sisi positif dibanding negatifnya. Hal itu menyangkut sebuah pekerjaan yang memang udah gue tunggu dan dari dulu pengen banget untuk berprofesi seperti itu and tinggal dikit lagi terwujud.

Kalo pekerjaan yang gue mimpiin dan ini udah depan mata trus gue ambil, kerjaan ini akan merubah hidup gue besaaaaar banget dan gue harus udah siap dengan segala konsekuensinya. Yang pasti, social life akan sangat berkurang, jam kerja yang tinggi, dan agak sedikit sulit buat bertemu keluarga, walaupun nantinya masih bisa bertemu juga sih.

Gue sangat banget berharap akan adanya sebuah keputusan yang adil dan menyenangkan semua pihak. Ya, walaupun pada kenyataannya, apapun itu keputusannya, pasti akan mengorbankan salah satu hal yang paling disukai dan kita memang ga bisa untuk menyenangkan semua kemauan pihak manapun dalam 1 momen kan?
Seperti istilah ekonomi yang bilang,"opportunity cost". Kalo menginginkan 1 barang, pastinya akan mengorbankan barang lain. Kenapa? Karena kita ga bisa mempunyai semua hal dalam waktu yang bersamaan. Butuh pengorbanan dan keputusan di dalamnya untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik. 

Semoga Tuhan buka jalan karena gue percaya, apapun hasil keputusan gue nanti, itu berasal dari kuasa Dia dan yakin kalo diberikan jalan terbaik. Pastinya, jauh lebih baik lagi dari tahun 2014.

Terima kasih 2014! Tahun yang udah memproses dan membentuk gue hingga seperti sekarang ini dan tahun yang ga akan pernah gue lupa karena banyak banget hal yang terjadi disini.

And for 2015, I'm ready!!!
Let's begin a new life, new hope and new adventure!


God bless you all!

                                      (Shine like a SUN)



Monday, June 02, 2014

BE OUTSTANDING!

Bulan Juni.

Memulai semuanya dari plan yang udah dischedule. Gue berharap banget dan berdoa supaya semuanya bisa lancar dan ga ada yang terlewatkan. Kalopun di depan nanti ada halangan atau rintangan, ya gapapa. Harus tetep dihadapi dan maju terus!
Prosesnya emang ga mudah sih. Dari waktu yang sudah cukup lama, tapi harus tetep usaha dan maju dong ya. Apapun hasilnya, yang jelas kita udah berusaha terlebih dahulu. Sisanya, Let God do the rest! 
Tuhan juga mau liat usahanya dulu dan gue percaya kalo semua usaha yang ditempuh selama ini dari panjang-lebar-jatuh-bangun-senang-sedih ga akan pernah ada yang sia-sia. Anything happens for a reason, right?
Ga ada yang kebetulan. Ada sesuatu hal yang mau Tuhan kasih tau lagi dan bentuk kita untuk menjadi seseorang yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Kata kunci : "Segala sesuatu".
Harus tetep denger dan taat. Kikisan akan ada setiap hari kalo orang tersebut mau tetap dekat denganNya, tapi gue percaya banget kalo jalan orang yang dekat sama Tuhan tuh pasti lurus dan dikasih yang TERBAIK. Walaupun ada badai, jamin deh, pasti tough banget and bisa bangkit lagi. Ganbate!

Itu sekilas tentang mengawali bulan Juni. :)

Dari judulnya ini, gue nulis untuk reflect sama diri sendiri juga kalo harus jadi orang yang luar biasa.
"BE OUTSTANDING!"

Kita hidup bukan untuk jadi yang biasa-biasa aja. Kalo cara berpikir kita itu cuma dari lahir-sekolah-kerja-nikah-punya anak-tua-punya cucu-dipanggil Tuhan- hey you! Hampir semua orang di belahan dunia ini melakukan hal yang sama!
Apa mau kita jadi orang "common" yang menuh-menuhin tempat dan masuk dalam lingkungan yang gitu-gitu aja? For me, I don't want it.

Punya purpose, terutama visi, harus dimiliki semua orang. Jadi kalo tau visinya mau gimana, kita bisa fokus and lurus kan jalaninnya, Well, sometimes suka ke-distract sih, I admit it, cuma harus cepet balik ke track yang udah kita doain selama ini and minta pertolongan Tuhan untuk tetep jaga kita di jalur itu sampe visi kita terwujud.
Visi itu beda sama cita-cita ya. It's more bigger than just aspiration, guys! THINK BIG AND ACT!
Visi yang kita punya itu mencangkup seluruh hidup kita untuk jadi berkat buat orang lain dan kita tau akhirnya panggilan yang Tuhan kasih sama kita itu akan kemana dan bukan sekedar lagi berbicara tentang passion. Bisa dibilang, urutannya itu dimulai dari cita-cita, passion dan visi.
Kalo kita ga punya visi atau ga pernah berdoa untuk tanya sebenernya apa visi kita di dunia ini, yaaaaaaaa dijamin akan jadi orang yang biasa-biasa aja.
Apalagi cewe jaman sekarang ya. Cuma tau sekedar kerja, trus udah. UDAH GITU AJA??
Atau mau yang sekedar ekstrimnya lagi, kerja dan nikah. Toh suaminya ini nanti yang harus kerja lebih ekstra dan kodrat wanita ujung-ujungnya di dapur. IT'S TOTALLY WRONG!

Suka kasian dan miris aja sama pola berpikir wanita sekarang yang pada umumnya mau enaknya aja, tapi ga ada usaha buat perbaikan diri mereka atau setidaknya nambah ilmu untuk ngembangin dirinya.
Gue setuju kalo wanita harus tau dapur. Itu perlu! Kenapa? Ya, karena memang wanita dengan tangan lembutnya bisa buat "magic" untuk hal apapun, termasuk makanan kan? Dibuatnya sama kasih sayang dong pastinya. Hahahazek.
Tapi bukan berarti wanita cuma sampe disitu aja dan ga bisa jadi outstanding. Semua wanita perlu untuk cari pasangan hidup. Dan bukan berarti karena mau jadi outstanding, trus kerja sampe lupa gitu nantinya baru di kepala 3 nyari calon. Itu juga sama salahnya. So, be balance for it!
Kalo naik sepeda aja kan perlu balance, apalagi hidup. :)

Dan terakhir.
Gue mempelajari temen-temen perempuan yang deket sama gue selama ini. Mereka sangat punya visi dan jelas memperjuangkan visi mereka, wanita super tangguh, tapi ga lupa juga untuk tetap mendoakan pasangannya (yang udah punya) atau bekerja sambil mencari calonnya itu tanpa ada kata AGRESIF.
Wanita ga perlu agresif atau terlihat "cheap" dengan nunjukkin kalo dia mau bangeeeeeeet sama seseorang yang dia pengen atau membuat kode-kode kalo pengen banget sama tuh cowo di sosial media. Penilaian orang sama wanita tersebut akan jadi turun karena dia terlalu "cheap" untuk menjual harga dan standar yang dia punya. Tapi bukan berarti harus sombong juga jadi cewe. Yang ada, cowo kabur semua. :))
Be balance! Kaya yang tadi udah gue sebutin.

Karena gue punya temen-temen perempuan yang sangat punya karakter, that's why gue terbentuk dari pola pergaulan dengan mereka. And thank God, gue punya temen perempuan yang sangat bisa membangun dan memberikan dampak POSITIF yang LUAR BIASA di hidup gue. Dan pastinya gue banyaaaaaaaak berubah dan belajar terus untuk menjadi wanita dewasa karena mereka. Karena bisa dibilang, temen-temen gue ini memang bukan perempuan biasa dan dewasanya itu bisa angkat jempol deh! I'm so comfy around my girls. :)

Memang bener banget kok, pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik. Kalo salah berteman, pastinya bakal masuk lubang sumur. Susah kan keluarnya? Be selective!
Salah satu temen gue pernah bilang gini, "You are what you get."
Dan itu, absolutely right! Kamu adalah apa yang kamu dapatkan.
Kalo kita sudah dibentuk jadi semakin baik dan punya standar, kita juga pasti dipertemukan dengan seseorang yang punya standar yang sama. Tuhan ga akan pernah kasih kita calon yang standarnya di bawah kita kok, Dia pasti kasih yang selevel karena Dia tahu persis apa yang kita butuhkan dan bisa menyempurnakan kekurangan kita.

Jadi, kalo perlakuan kita sebagai perempuan masih suka ngomong, "nyet, njiirr, fu**ing," atau kata-kata "nenen" yang mestinya bisa ditulis dengan baik pake kata "menyusui" dan itu dijadikan pola hidup yang dianggap biasa dan menjadi kebiasaan, apalagi ditulis di social media, otomatis ga hanya gue aja sih yang mikir, pasti orang umumnya akan bilang, "Ga punya manner".
Ga mau dong dicap ga ada manner-nya?
Cewe sangat penting untuk sopan. Ga hanya dari sikap aja, tapi tutur kata. Kecuali kalo lagi kesel banget dan tiba-tiba keluar kata "mutiara", ya bisa dimaklumin sih, karena memang udah ditahan-tahan mungkin ya. Cewe kan suka pendem berlebihan tuh. Gue juga mengakui itu sih. Haha. Tapi lain kali, bisa direm dan ditata lagi jadi lebih baik.Cuma ga setiap saat harus pake kata "mutiara" itu.
Penting untuk seorang perempuan menjaga tutur katanya karena dari situlah orang bisa nilai kita seperti apa dan punya karakter yang baik atau tidak.

Khusus untuk para wanita di seluruh jagat raya,BE OUTSTANDING!

Keep pray, keep humble, keep doing the best thing you can, do not complain, and always hang on to God!
Jesus bless us! :)





~A.